Total Tayangan Halaman

Rabu, 19 April 2017

PENULISAN ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS 


ABSTRAK 
Laporan PTK merupakan pernyataan formal tentang hasil penelitian yang dibuat oleh seseorang/guru yang diharuskan untuk melakukan hal itu. Tujuan menulis laporan secara sederhana adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan merekomendasikan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk teori, konsep, metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya. Hasil penelitian formal dipublikasikan melalui seminar, pengkajian ulang, analisis kebijakan, pendiseminasian dan sebagainya; Salah satu bentuk yang paling populer adalah artikel. Secara umum, isi artikel hasil penelitian meliputi: judul artikel, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran, serta daftar rujukan. 

Kata kunci: Laporan PTK, Artikel Ilmiah, Pendahuluan, Metode, Hasil Penelitian dan Pembahasan, Simpulan dan Saran. 

PEMBUKA 

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang diharap, ditunggu-tunggu dan diterima oleh komunitas ilmiah. Artikel ilmiah umumnya adalah laporan hasil penelitian yang ditulis dan dipublikasikan dalam seminar maupun dalam jurnal ilmiah. Namun, tidak jarang artikel ilmiah juga merupakan hasil perenungan atau pemikiran mendalam dalam upaya pengembangan suatu bidang ilmu tertentu. Isi artikel ilmiah harus orisinal. Temuan hasil penelitian yang disajikan harus benar- benar baru, ataupenyempurnaan dari temuan-temuan yang telah lebih dulu ditemukan pihak lain. Jika merupakan hasil pemikiran atau perenungan harus pula merupakan pemikiran yang menawarkan gagasan atau konsep-konsep baru. 
Artikel ilmiah tidak selalu harus menyajikan koleksi data-data, melainkan diutamakan atau dituntut menyajikan analisis dan interpretasi intelektual atas datadata. Artikel ilmiah tidak diseyogyakan menggunakan kata atau kalimat yang berisi analogi dan metafora. Artikel ilmiah mengutamakan penyajian fakta-fakta yang dipaparkan secara singkat dan jelas. Artikel ilmiah harus mengandung Penulisan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Slameto) 47 informasi sebanyak-banyaknya, diungkapkan dengan kata dan kalimat yang sedikit-dikitnya. 
Oleh karena itu, artikel ilmiah harus sejelas dan sependek mungkin. Hal penting yang harus diperhatikan penulis adalah, karya ilmiah dirancang bukan untuk tujuan hiburan atau entertaintment, melainkan untuk mengkomunikasikan temuan ilmiah baru. Secara singkat, artikel ilmiah dapat didefinisikan sebagai berikut. 
1. Publikasi pertama hasil penelitian atau hasil perenungan pemikiran ilmiah yang orisinal. 
2. Disajikan dalam bentuk pemaparan yang memungkinkan pembaca melakukan pengecekan simpulan, melakukan verifikasi dan pengulangan eksperimen, jika di dalam artikel menjelaskan tentang hasil suatu eksperimen. 
3. Dimuat dijurnal ilmiah atau dokumen lain yang tersedia dalam komunitas ilmuwan, atau dipresentasikan dalam suatu forum ilmiah di kalangan komunitas ilmuwan sejenis.

Ide-ide yang diajukan di dalam artikel ilmiah harus disampaikan secara jelas dan logis. Perpindahan dari satu ide ke ide lain harus mengalir lancar. Proses pengembangan ide seperti itu diperlukan agar menarik pembaca untuk tetap setia membaca sampai titik terakhir artikel itu. Pembaca diupayakan agar tidak hanya setia membaca sampai selesai, tetapi terinspirasi untuk mengaplikasikan atau menerapkan ide-ide yang diinformasikan dalam artikel itu. Motivasi penulisan, pemikiran, dan perancangan penelitian dan perenungan harus dilaporkan lengkap, agar dapat mempengaruhi pembaca menerima atau menolak hasil penelitian yang dipaparkan dalam tulisan. Jika pengetahuan hasil penelitian yang ditulis di dalam artikel itu dapat bertahan dari segala macam kritik, maka ia diterima sebagai bagian dari tubuh ilmu pengetahuan, sampai muncul temuan baru yang lain, yang mampu menyangkal hasil penelitian itu. 

Tujuan/fungsi penulisan artikel ilmiah hasil penelitian Laporan PTK merupakan pernyataan formal tentang hasil penelitian yang dibuat oleh seseorang atau badan yang diperintahkan untuk melakukan hal itu. Tujuannya adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan merekomendasikan hasil penelitian. Skripsi juga merupakan laporan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk teori, konsep, metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya. Namun untuk mengimplementasikannya memerlukan waktu yang cukup. Scholaria, Vol. 6 No. 2, Mei 2016: 46 - 57 48 Hasil penelitian formal bisa dipublikasikan melalui seminar, pengkajian ulang, analisis kebijakan, pendiseminasian dan sebagainya. Salah satu bentuk yang paling populer adalah Artikel atau Karya Ilmiah. Karya tulis ilmiah atau dalam hal ini laporan penelitian pada lazimnya disusun dalam bentuk yang sesuai dengan maksud dilakukannya panelitian. Secara umum, alasan atau maksud dilakukannya penelitian yang hasilnya disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah dapat dibedakan antara lain: 
1) Untuk penulisan karya akademik dalam rangka memperoleh gelar tertentu, seperti: skripsi untuk gelar sarjana (S1), tesis untuk magister (S2), ataupun disertasi untuk gelar doktor (S3), dan 
2) Untuk kepentingan lainnya, seperti karya tulis ilmiah yang dibuat untuk kepentingan umum, yang biasanya dimuat dalam suatu jurnal. Oleh sebab itu, bentuk-bentuk karya tulis ilmiah dapat digolongkan dalam tiga macam, yaitu: karya akademik, karya profesional dan artikel ilmiah. Dalam uraian ini hanya akan dibahas bentuk yang ke-3 yaitu artikel ilmiah. Artikel ilmiah, yaitu suatu tulisan yang bersumber dari laporan hasil penelitian dengan maksud untuk kepentingan publikasi yang dimuat pada jurnal ilmiah. Setelah peneliti selesai membuat laporan hasil penelitian yang telah dilakukannya, lazimnya ia juga membuat ringkasan dari laporan penelitiannya itu. Selanjutnya, untuk keperluan publikasi-khususnya untuk pemuatan pada jurnal ilmiah, peneliti dapat menyusun artikel ilmiah yang bersumber dari laporan penelitiannya itu. 

KIAT MENULIS ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN UNTUK PUBLIKASI JURNAL 

Secara umum, lazimnya artikel ilmiah itu menganut sistematika sebagai berikut: Judul: ditulis lengkap, informatif, tidak terlalu panjang tapi juga tidak terlalu pendek (antara 5-15 kata) dan memuat variabel-variabel yg diteliti atau kata kunci yg menggambarkan masalah yg diteliti. Untuk PTK, Judul artikel berfungsi sebagai label yang menginformasikan inti isi yang terkandung dalam artikel secara ringkas. Pemilihan kata sebaiknya dilakukan dengan cermat agar selain aspek ketepatan, daya tarik judul bagi pembaca juga dipertimbangkan. Judul artikel sebaiknya tidak lebih dari 15 kata. Kiatnya: Sisipkan kata tugas atau kata hubung, untuk menghasilkan judul yang efektif; Jangan terlalu mudah menggunakan “studi kasus” jika memang bukan kasus; Pertimbangkan pencantuman lokasi penelitian jika lokasi itu hanya sekadar lokasi karena akan sangat membatasi implikasi temuan (Rokhman, Taufiqur, 2014).

Penulisan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Slameto) 49 Nama Penulis: sebagai pemegang hak kepemilikan atas tulisan, Nama penulis ditulis tanpa gelar akademik atau yg lain apapun, dan nama lembaga tempat bekerja penulis, dan alamat surel (e-mail). Kiatnya: Semua nama yang tercantum harus bertanggung jawab atas isi artikel, Untuk penulis yang berstatus mahasiswa, alamat pertama yang harus ditulis adalah nama perguruan tinggi tempat studi, Jangan menyingkat nama belakang agar tidak menyulitkan, dasar pengacuan oleh peneliti lain(Rokhman, Taufiqur, 2014). Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting: masalah, tujuan penelitian, prosedur/metode, ringkasan hasil, simpulan dan saran.Ditulis dalam 1 paragraf (kecuali ditentukan lain). Harus utuh, menggambarkan esensi isi keseluruhan, dan terjemahan dalam bahasa Inggris. Untuk PTK, berisi pernyataan yang mencerminkan ide-ide atau isu-isu penting di dalam artikel. Untuk artikel hasil penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian, tekanan diberikan pada hasil tindakan penelitian. Panjang abstrak 50-100 kata, dan ditulis dalam satu paragraf. Kiatnya: Latar belakang cukup 1 kalimat dan dapat dilanjutkan dengan pernyataan tujuan penelitian; Pendekatan atau metode yang dipilih: ringkas; Fokus pada temuan penting dan implikasi hasil temuan; Tidak ada singkatan yang tidak dijelaskan terlebih dulu; Tidak mengacu tabel atau gambar serta pustaka acuan; Abstrak benar menurut kaidah bahasa Inggris (Rokhman, Taufiqur, 2014). 

Kata Kunci dipilih yang dapat berfungsi sebagai alat penelusur; Mampu mencerminkan konsep yang terkandung dalam naskah. Untuk PTK, Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang dibahas dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 5 kata/frasa. Perlu diingat bahwa kata kunci tidak hanya diambil dari kata-kata yang sudah ada di dalam judul artikel. Kata kunci sangat bermanfaat bagi pihak lain yang menggunakan mesin penelusuran pustaka melalui jaringan internet untuk menemukan karya seseorang yang sudah dipublikasikan secara online. Kiatnya: Kata kunci tidak selalu berupa kata tunggal, kata kunci bukan kata biasa tetapi biasanya istilah, urutkan kata kunci berdasarkan abjad, gunakan 4-5 kata kunci, urutkan kata kunci dari yang paling penting ke yang kurang penting (Suminar, 2012). 

Pendahuluan yg menyajikan kajian pustaka beserta rujukan yg proporsional, pembahasan dengan ringkas, padat dan langsung mengena masalah yg diteliti menyangkut landasan teorinya, historisnya, atau yg lain yang mengarah ke Scholaria, Vol. 6 No. 2, Mei 2016: 46 - 57 50 rumusan masalah, rencana pemecahan dan diakhiri dengan tujuan dan manfaat penelitian. Untuk PTK, bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan: 
(1) latar belakang masalah atau rasional penelitian, 
(2) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, 
(3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil penelitian). 

Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang dapat dijamin otoritas keilmuan penulisnya. Kajian pustaka disajikan secara ringkas, padat dan mengarah tepat pada masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakup landasan teoretis, segi epistemologis/historis, atau segi lainnya yang dianggap penting. Latar belakang atau rasional hendaknya dirumuskan sedemikian rupa, sehingga mengarahkan pembaca ke rumusan penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Manfaat penelitian merupakan paparan tentang sumbangan apa dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini? Kiatnya: deskripsikan Pendahuluan secara umum di awal paragraph, biasanya dikaitkan dengan isu-isu global dan ilmiah, dilanjutkan dengan background yang lebih spesifik. 
Deskripsikan permasalahan yang akan diselesaikan kaitannya dengan Pendahuluan. Deskripsikan letak kebaruan dari teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan (Istadi, 2007). Letak kebaruan atau kontribusi baru terhadap ilmu pengetahuan harus dibuktikan dengan perbandingannya dengan teknologi yang sudah ada, sehingga sangat perlu refernsi artikel jurnal yang mutakhir. Bagian akhir Pendahuluan dilengkapi dengan tujuan spesifik dari artikel yang ditulis beserta manfaatnya. Metode yg menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan: lokasi, subjek atau populasi dan sampel, instrumen pengumpul data beserta kualitasnya, rancangan penelitian, cara penggalian data, dan teknik analisis data beserta keabsahannya(Istadi, 2007). 

Untuk PTK, Pada bagian metode disajikan bagaimana penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa atau dengan sub-bagian. Yang disajikan pada bagian ini hanyalah hal yang pokok saja. Isi yang disajikan berupa siapa sumber datanya (subjek penelitian), bagaimana tindakan dilakukan dan data dikumpulkan (instrumen dan rancangan penelitian), dan bagaimana data dianalisis (teknik analisis data) dan validasinya. Apabila di dalam pelaksanaan penelitian ada alat dan bahan yang digunakan, maka spesifikasinya perlu disebutkan. Kiatnya: Deskripsikan bahan-bahan penelitian secara detil, bila perlu cantumkan merk dan kemurnian dari bahan-bahan yang digunakan. Prosedur penelitian disampaikan dalam bentuk cerita. Deskripsikan prosedur atau metode secara jelas dan berurutan sehingga dapat menjamin prosedurnya diulang dengan hasil yang relatif sama oleh pembaca. Metode penelitian dan metode statistik yang digunakan harus scientific. Jika ada optimasi, Penulisan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Slameto) 51 gunakanlah metode optimasi yang scientific dan memperhatikan interaksi antarvariabel. Gambar rangkaian peralatan harus dideskripsikan dengan jelas. 

Metode penelitian harus bisa menyelesaikan permasalahan (Istadi, 2007). Hasil sebagai bagian utama artikel mmenyajikan analisis data sebagai hasil bersih, (tidak memuat proses analisis dan proses pengujian hipotesis serta pembandingan koefisien statistik hasil analisis dengan tabel statistik) yang bisa disajikan dalam tabel atau grafik untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal kemudian diberi komentar atau dibahas; apabila hasil cukup panjang bisa disajikan dengan sub-bagian, tetapi bila terlalu pendek digabung dengan pembahasan. Untuk PTK, bagian ini menyajikan secara singkat pelaksanaan tindakan sesuai kegiatan dalam setiap siklus yg dilakukan (termasuk hasil observasi dan refleksi), hasil analisis data terhadap variabel yang diperbaiki/ ditingkatkan. 

Paparkan juga perkembangan hasil dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hasil analisis dapat disajikan dalam bentuk grafik atau tabel untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal dengan penjelasan secara singkat.Kiatnya: Tampilkan data hasil penelitian dalam bentuk grafik atau tabel, mana yang lebih tepat, pilih salah satu apakah dalam bentuk grafik atau tabel, tidak boleh duplikasi antara grafik dan tabel.Grafik/gambar biasanya dipresentasikan dalam file jenis TIFF (.tif), JPEG (.jpg). atau Postcript (.eps), satu file per gambar. Kualitas grafik harus jelas dan baik, sehingga ketika diedit di jurnal setelah dikecilkan ukurannya, font size tetap dapat terbaca. Tebal garis harus mencukupi. Hasil penelitian harus signifikan dan mempunyai kontribusi baru bagi ilmu pengetahuan serta menyelesaikan permasalahan. Deskripsikan penyelesaian permasalahan secara jelas, (kemudian diskusikan secara lebih mendalam mengapa hal itu terjadi) (Istadi, 2007). Pembahasan sebagai bagian terpenting dari keseluruhan artikel bertujuan menjawab masalah atau menunjukkan tujuan penelitian dicapai, menafsirkan temuan penelitian denggan teori/kajian pustaka yang ada di pendahuluan dan mengintegrasikan kedalam kumpulan pengetahuan yg telah mapan, dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yg sudah ada; Pembahasan ini juga mengilhami saran yg akan disampaikan kemudian. Untuk PTK, jawaban atas masalah penelitian hendaknya disajikan secara eksplisit. Penafsiran terhadap hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan yang ada dilakukan dengan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian yang telah ada atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan yang ada di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan.Kiatnya: Berdasar deskripsi penyelesaian permasalahan, kemudian diskusikan secara lebih mendalam mengapa hal itu terjadi (Istadi, 2007). Scholaria, Vol. 6 No. 2, Mei 2016: 46 - 57 52 

Bandingkan hasil penelitian atau diskusinya dengan pendapat orang lain atau penelitian sebelumnya (jurnal/prosiding yang terbaru yang terbit 3 tahun terakhir). Pembahasan harus singkat tapi jelas dan ilmiah. Simpulan dan saran sebagai penutup menyajikan ringkasan dari uraian yg disajikan pada hasil dan pembahasan dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran yg merupakan esensi uraian tersebut; Simpulan disajikan dalam bentuk essei, bukan numerik. Saran disusun hanya berdasarkan simpulan dan pembahasan serta bisa mengacu pada tindakan praktis, pengembangan teoretis serta perlunya penelitian lanjutan. Untuk PTK, simpulan harus menjawab rumusan masalah atau tujuan penelitia dan saran harus sesuai manfaat penelitian. Kiatnya:Klaim yang ada di simpulan harus didukung oleh data-data hasil penelitian yang signifikan (jika tidak, biasanya Rejected). 

Tulislah simpulan seringkas mungkin, Jangan pernah membuat klaim yang muluk-muluk tetapi tidak didukung dengan data yang signifikan. AcknowledgementTuliskan ucapan terima kasih kepada penyandang dana penelitian. Tuliskan juga ucapan terima kasih kepada yang membantu dengan intens terhadap penelitian yang dilakukan (Istadi, 2007).Kiat:Ucapan terima kasih biasanya ditempatkan pada akhir tulisan sebelum daftar pustaka. Biasanya yang perlu disebutkan adalah penyandang dana. Berikan nomor kontraknya jika ada, karena ini juga nanti sebagai dokumentasi bagi pemberi dana bahwa penelitian yang dibiayai telah dipublikasikan. Ucapan terimakasih juga dapat diberikan kepada perorangan, lembaga atau kelompok yang secara langsung telah memberi bantuan teknis dan saran. Ucapan terimakasih sebaiknya ditulis dengan sederhana. 

Daftar Pustaka harus lengkap sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel dan sebaliknya. Kiat: Daftar Pustaka/References harus dituliskan sesuai dengan format jurnal dimana artikel akan di-submit-kan. Tuliskan daftar pustaka yang “up to date”, sebaiknya lebih banyak merujuk jurnal termasuk merujuk ke jurnal yang akan di-submit. 

Gunakan system rujukan “numbering” atau “Author, year”, harus konsisten. Semua pustaka yang dirujuk di teks harus didaftarkan di daftar pustaka, demikian juga sebaliknya. References harus ditulis sesuai format jurnal dimana artikel akan disubmitkan (Istadi, 2007).Untuk itu, penulis perlu mencermati lebih dahulu format seperti apa yang harus diikuti sebelum mulai menulis/menyunting artikel ilmiahnya. Bahasa yang Digunakan Dalam penyusunan laporan penelitian sebagai karya ilmiah, hendaknya digunakan ragam bahasa baku. Suriasumantri (1987) berpendapat bahwa dalam tulisan ilmiah, fungsi simbolik lebih ditekankan daripada fungsi emotif dan afektif agar bahasa Penulisan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Slameto) 53 yang digunakan bersifat reproduktif, yakni gagasan yang disampaikan penulis dapat dipahami secara tepat oleh pembacanya. Laras bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian adalah laras bahasa keilmuan. Menurut Dardjowidjojo (1988), ciri-ciri laras bahasa keilmuan mencakupi: (1) wujud bahasa yang haruslah lengkap (afiksasi yang di dalam ragam informal opsional, dalam bahasa ilmiah wajib), (2) kosakata yang dipakai harus utuh, (3) menggunakan tanda baca yang tepat, (4) padat isi, bukan padat kata-kata, (5) adanya ketepatan ungkapan dan ketunggalan arti, (6) pemakaian bahasa bersifat abstrak, (7) banyak ditemukan kalimat pasif (penekanan pada peristiwa), dan (8) adanya kelengkapan unsur kalimat (seperti subjek dan predikat). Sementara itu, menurut Brotowidjoyo (1985), karangan ilmiah antara lain memiliki ciri-ciri (1) objektif, (2) cermat dan tepat, (3) sistematis, dan (4) tidak emotif. Berdasarkan uraian di atas, tampak dengan jelas bahwa dalam penyusunan laporan harus memperhatikan aspek penalaran, struktur paragraf, struktur kalimat, diksi, dan ejaan (Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan). Selain itu, harus pula diperhatikan sistematika dan logika keseluruhan tulisan/artikel.

 Akhirnya usahakan tulisan hasil penelitian betul-betul bebas dari segala bentuk plagiat. Kiat Sukses Harus mempunyai motivasi yang tinggi untuk menulis, mempunyai ambisi dan militansi tinggi, berlatih terus-menerus; Dengan militansi yang tinggi, kesibukan dan lain-lain harusnya tidak menghalangi untuk menulis yang handal & bermutu; Orientasi pada publikasi, lakukan segera untuk menulis jika mempunyai topik yang menarik, jangan menunda. Menguji hasil karya dalam lomba-lomba, dan jika tulisan ditolak tidak merasa kecewa justru sebaliknya memacu untuk menulis lebih baik! Hindari 7 hal berikut ini: 1) menulis tanpa melengkapi bagian-bagian pokok, seperti: abstrak, metode, daftar pustaka yang benar-benar dirujuk. 2) mengutip tanpa mencantumkan sumber kutipan. 3) menulis tanpa berempati terhadap pembaca. 4) menulis tanpa referensi yang memadai. 5) asal menulis, 6) mengirim naskah tanpa pengantar atau proposal, dan 7) menolak naskahnya disunting editor atau sakit hati kalau naskah ditolak. 

PENUTUP 

Laporan PTK merupakan pernyataan formal tentang hasil penelitian, yang dibuat oleh seseorang/ guru yang diharuskan untuk melakukan hal itu. Tujuan menulis artikel ilmiah hasil penelitian secara sederhana adalah untuk mencatat, Scholaria, Vol. 6 No. 2, Mei 2016: 46 - 57 54 memberitahukan, dan merekomendasikan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk teori, konsep, metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya. Secara umum telah dipaparkan tentang kiat-kiat penulisan artikel ilmiah sesuai isi artikel hasil penelitian meliputi: judul artikel, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran, serta daftar rujukan. Dengan jurus sesuai kiat yang sudah dipaparkan ini akan sangat membantu pembaca sukses menerbitkan artikelnya. Dalam penyusunan artikel ilmiah hasil penelitian hendaknya digunakan ragam bahasa baku. Dalam tulisan ilmiah, fungsi simbolik lebih ditekankan dari pada fungsi emotif dan afektif agar bahasa yang digunakan bersifat reproduktif, yakni gagasan yang disampaikan penulis dapat dipahami secara tepat oleh pembacanya. Laras bahasa yang digunakan laras bahasa keilmuan, yang memiliki ciri-ciri: objektif, cermat dan tepat, sistematis, dan tidak emotif. Dalam penyusunan laporan, penulis harus memperhatikan aspek penalaran, struktur paragraf, struktur kalimat, diksi, dan ejaan (Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan). Selain itu, harus pula diperharikan sistematika dan logika keseluruhan tulisan/artikel. Akhirnya usahakan tulisan betul-betul bebas dari segala bentuk plagiat. Agar sukses dalam menulis artikel ilmiah, penulis arus mempunyai motivasi yang tinggi untuk menulis, mempunyai ambisi dan militansi tinggi, berlatih terus-menerus dan menghindari: 1) Menulis tanpa melengkapi bagianbagian pokok, 2) Mengutip tanpa mencantumkan sumber kutipan. 3) Menulis tanpa berempati terhadap pembaca. 4) Menulis tanpa referensi yang memadai. 5) Asal menulis, 6) Mengirim naskah tanpa pengantar atau proposal, dan 7) Menolak naskahnya disunting editor atau sakit hati kalau naskah ditolak. 

PUSTAKA ACUAN 
Achmadi, Suminar Setiati. 2012. Swasunting Naskah Artikel Terbitan Berkala Ilmiah. http://jurnalsospol.fisipol.ugm.ac.id/public/pustaka/201204-KH/ 

Achmadi, Suminar Setiati. 2015. Metode Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah.http:// penelitian. gunadarma.ac.id/penelitian2/download/1007982042 

Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Penyusunan Usulan PTK. Jakarta: PPTK dan KPT Dirjen PT Penulisan Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Tindakan Kelas (Slameto) 55 

El-Kabumain, Nasin. t.th. Teknik Menulis Laporan Penelitian Karya Ilmiah.https:// www.academia.edu/6123896/ Fernata, Jefri . 2014. Manfaat Menyusun Karya Ilmiah. http://jefri-fernata. blogspot. co.id/ 2014/03/manfaat-menyusun-karya-ilmiah.html 

G.P, Harianto. 2000. Teknis Menulis Artikel. http://pelitaku.sabda.org/ teknis_menulis_artikel Istadi, 2007. Kiat Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Nasional dan Internasional. Workshop Pengembangan Jurnal Ilmiah Konsursium Ilmu. 20-21 Agustus 2007. 

Khoerunnisa, Alias .Tth. Carkarya Ilmiah.https://www.academia.edu/3731823/
Kusmoro. 2008. Prosedur Menyusun Proposal dan Laporan dalam PTK. http://morosukses.blogspot.co.id/2008/07/prosedur-menyusun-proposal-danlaporan.html 

Mudasir.2011. Kiat Menjaga dan Mengelola Publikasi Jurnal Secara Berkelanjutan.http://jurnalsospol.fisipol.ugm.ac.id/public/pustaka/201111- LPPM/ Mulyadi, HP. 2007. Laporan Hasil Penelitian Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: LPMP Jawa Tengah 

Mulyasari, Anisa. 2015. Karangan Ilmiah.http://anisamulyasari.blogspot.co.id /2015/11/ Nugraha, Hady . 2013. Karya Ilmiah. http://hadynugrahaa.blogspot.co.id /2013/04/ada-berbagai-definisi-tentang-karya.html 

Purnama, Asri. 2013. Cara Membuat Karya Ilmiah. http://asripurnama10. blogspot.co.id/2013/06/ Rahmanto, Arif. 2014. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Penulisan Bahasa Ilmiah. http://arifmancunian.blogspot.co.id/2014/10/ 

Rokhman, Taufiqur. 2014. Workshop Penulisan Jurnal Ilmiah. http:// taufiqurrokhman.com/2014/03/21/ Slameto, 2015. Kiat-Kiat Menulis Artikel Ilmiah dalam Jurnal Nasional /Internasional, Workshop Penulisan Artikel Ilmiah bagi Tenaga Kependidikan UNNES. Semarang, 16/12, 2015. Suhardjono. 2008. PTK Sebagai Kegiatan Pengembangan Guru. Jakarta: Bumi Aksara Scholaria, Vol. 6 No. 2, Mei 2016: 46 - 57 56 

Supardi, 2008. PTK Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: Bumi Aksara 
Wiriaatmadja, R. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kerjasama PPS UPI dengan PT Remaja Rosdakarya.

JUDUL
 1Nama penulis pertama 2Nama penulis kedua . . .
 1Alamat penulis pertama (lengkap dgn email) 
2Alamat penulis kedua (lengkap dgn email) 

Misal : Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma (alamat instansi, bukan rumah) . . . 

ABSTRAK (abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, maksimum 250 kata) Satu paragraf, memuat tujuan, metode penelitian yang digunakan, hasil, dan maksimum lima kata kunci. Kata Kunci: aaaa, bbbb, cccc, dddd, eeee. 

I. PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat latar belakang penelitian secara ringkas dan padat, dan tujuan. Dukungan teori tidak perlu dimasukkan pada bagian ini, tetapi penelitian sejenis yang sudah dilakukan dapat dinyatakan. 

II. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan prosedur dan teknik penelitian. Antara satu penelitian dengan penelitian yang lain, prosedur dan tekniknya akan berbeda. Kalau tidak berbeda, berarti penelitian itu hanya mengulang penelitian yang sudah ada sebelumnya. Tapi bukan berarti harus berbeda semuanya. Untuk penelitian sosial misalnya, populasi penelitian mungkin saja sama, tapi teknik samplingnya berbeda, teknik pengumpulan datanya berbeda, analisis datanya berbeda, dan lain.lain. Mohon diuraikan dengan jelas, bukan hanya mengopi dari penelitian lain. Kalau mau disertakan penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam kategori penelitian yang mana, mohon diperhatikan dengan baik, jangan asal mengopi. Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa sub bab, tetapi tidak perlu mencantumkan penomorannya.

III. PEMBAHASAN
Bagian ini memuat data (dalam bentuk ringkas), analisis data dan interpretasi terhadap hasil. Pembahasan dilakukan dengan mengkaitkan studi empiris atau teori untuk interpretasi. Jika dilihat dari proporsi tulisan, bagian ini harusnya mengambil proporsi terbanyak, bisa mencapai 50% atau lebih. Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa sub bab, tetapi tidak perlu mencantumkan penomorannya. 

IV. PENUTUP
Bagian ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran dapat dibuat dalam sub bagian yang terpisah. Kesimpulan menjawab tujuan, bukan mengulang teori, berarti menyatakan hasil penelitian secara ringkas (tapi bukan ringkasan pembahasan). Saran merupakan penelitian lanjutan yang dirasa masih diperlukan untuk penyempurnaan hasil penelitian supaya berdaya guna. Penelitian tentunya tidak selalu berdaya guna bagi masyarakat dalam satu kali penelitian, tapi merupakan rangkaian penelitian yang berkelanjutan. 

DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini hanya memuat referensi yang benar-benar dirujuk; dengan demikian, referensi yang dimasukkan pada bagian ini akan ditemukan tertulis pada bagianbagian sebelumnya. Sistematika penulisannya adalah:
• Menurut abjad. 
• Tidak perlu dikelompokkan berdasarkan buku, jurnal, koran, ataupun berdasarkan tipe publikasi lainnya.
• Sistematika penulisan untuk buku: nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun publikasi. Judul buku. Penerbit, kota. 
• Sistematika penulisan untuk jurnal: nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun publikasi. “Judul tulisan.” nama jurnal. Volume, nomor. Penerbit, kota. 
• Sistematika penulisan untuk skripsi/tesis/disertasi: nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tahun lulus. Judul skripsi/tesis/disertasi. Penerbit, kota. 
• Sistematika penulisan untuk artikel dari internet: nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tanggal, bulan, dan tahun download. Judul tulisan. Alamat situs. 
• Sistematika penulian untuk artikel dalam koran/majalah: nama penulis (kata terakhir lebih dahulu, lalu nama pertama dan seterusnya). Tanggal, bulan dan tahun publikasi. “Judul tulisan.” Nama koran. Penerbit, kota. Aturan Penulisan - Tulisan merupakan hasil penelitian - Tulisan ilmiah menggunakan bahasa Indonesia baku, setiap kata asing dicari padanannya dalam bahasa Indonesia baku, dan tidak perlu menyertakan bahasa asingnya. - Kalimat yang diambil dari tulisan ilmiah dalam bahasa asing diterjemahkan dalam bahasa Indonesia baku. - Referensi menggunakan aturan author, date hanya mencantumkan nama belakang penulis dan tahun tulisan (contoh: Kotler, 2000) dan mohon dicek ulang dengan daftar pustaka (sangat membantu jika menggunakan fasilitas bibliography yang ada di word processor) - Tidak menggunakan catatan kaki - Tulisan ilmiah dikirimkan dengan format: 
o Ukuran kertas yang digunakan ukuran A4 
o Panjang tulisan minimum 10 halaman 
o Margin keliling 1” atau 3cm 
o Spasi 1.5 
o Dalam bentuk 1 kolom (standar, tidak perlu dibuat kolom) 
o Huruf Times New Roman, ukuran 12 
o Semua jenis rumus ditulis menggunakan Mathematical Equation (bagi pengguna MS Word ada di bagian Insert => Equation), termasuk pembagian/fraksi, Zigma, Akar, Matriks, Integral, Limit/Log, Pangkat, dsb 
o Semua jenis simbol menggunakan simbol standar yang ada di Word Processor (bagi pengguna MS Word ada di bagian Insert => Symbol) 
o Judul tabel dan gambar ditulis di tengah, title case, dengan jarak 1 spasi dari tabel atau gambarnya. Tulisan “Tabel” atau “Gambar” dengan nomornya diletakkan satu baris sendiri. Judul tabel diletakkan di atas tabel (sebelum tabel) dan judul gambar diletakkan di bawah gambar (setelah gambar). Penulisan sumber tabel atau gambar diletakkan di bawah tabel dan gambar (center pada gambar dan sejajar tabel pada tabel dengan huruf 10 pt). Pada gambar, penulisan sumber diletakkan setelah judul gambar dengan jarak 1 spasi
Sumber: https://www.slideshare.net/lampinitoko/panduan-ptk-2016

CARA MENYUSUN JURNAL ILMIAH

TATA CARA PENULISAN JURNAL ILMIAH

Jurnal merupakan bagian dari artikel. Istilah jurnal dalam bahasa Indonesia sebenarnya lebih dikenal dengan sebutan “majalah”, yakni salah satu jenis media masa cetak yang di terbitkan secara berkala. Namun, ditengok dari segmentasi pembacanya, majalah terbagi atas: (a) majalah untuk umum (majalah sastra, majalah musik, majalah remaja, majalah olah raga dan seterusnya) ; (b) majalah khusus untuk kalangan akademik alias majalah ilmiah yang lebih akrab disebut jurnal (jurnal kesehatan, jurnal pertanian, jurnal ekonomi, jurnal politik, jurnal psikologi, jurnal teknik, jurnal filsafat, dan seterusnya). Jurnal ilmiah dianggap sebagai sumber informasi primer atau yang paling penting di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Jurnal ilmiah berisi kumpulan artikel yang dipublikasikan secara periodik, ditulis oleh para ilmuwan peneliti untuk melaporkan hasil-hasil penelitian terbarunya. Karena itulah, keberadaan jurnal ilmiah merupakan hal yang penting untuk terus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
Penjelasan bagian-bagian Jurnal adalah sebagai berikut :
      1.      Judul
Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal tersebut. Judul tidak boleh memiliki makna ganda. Disarankan tidak boleh lebih dari 12 kata jurnal berbahasa Indonesia dan lebih dari 10 kata jurnal berbahasa Inggris. Judul ditulis di tengah atas halaman, menggunakan huruf kapital, dan dicetak tebal.

      2.      Nama Penulis
       Nama Pembimbing I, Nama Pembimbing II, tanpa gelar akademik dianjurkan disertai nama lembaga (afiliasi : nama prodi, fakultas, dan universitas), serta dianjurkan menyertakan alamat dan email.

       3.      Abstrak   
         Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan utnuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus berdiri sendiri tanpa catatan kaki. Abstrak ini biasanya ditulis terakhir. Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin-poin paling penting di setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poin-poin untuk menyususn deskripsi singkat tentang jurnal yang telah dibuat. Penulisan abstrak diketik menggunakan 1 spasi.

      4.      Kata kunci sebanyak 3-5 kata, diambil dari inti yang akan dibahas dalam penelitian.

      5.      Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang mengapa penelitian dilakukan, uraian permasalahan yang akan diteliti, dikaitkan dengan teori, dan diakhiri dengan tujuan dilaksanakan penelitian tersebut. Penulisan diketik dengan 2 spasi, kurang lebih 4-6 halaman.

      6.      Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaan yang dilakukan. Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengantahuan dan teknik dasar agar bisa dipublikasikan. Penulisan Metode diketik dengan 2 spasi, kurang lebih 1 halaman.

      7.      Pembahasan/Hasil Pembahasan
Pembahasan dapat dibagi dalam beberapa sub bagian. Diketik dalam 2 spasi. Penulisan kurang lebih 4-6 halaman. Dalam pembahasan membandingkan hasil penelitian dengan model atau teori yang diacu, dan menghubungkan hasil penelitian Anda dan penelitian sebelumnya dengan menunjukkan persamaan dan membahas perbedaannya. Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian kualitatif, sedangkan Hasil dan Pembahasan digunakan untuk hasil penelitian kuantitatif.

      8.      Simpulan
Dalam simpulan yang dibahas pembuktian hipotesis dari penelitian, ditulis ringkas yang memuat informasi yang cukup  sehingga pembaca mengetahui bahwa telah membuktikan hipotesis yang telah dilakukan dan dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan metode. Dan biasanya terdapat saran yang berisi kemungkinan penelitian lebih lanjut, dan potensi-potensi yang dimiliki metode yang dipakai dapat dimasukkan.

      9.      Daftar Pustaka
Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir (tidak perlu ganti halaman baru), sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku, atau penelitian ditulis dengan berganti halaman baru. Jenis penulisan daftar pustaka diberi judulDAFTAR PUSTAKA, dicetak tebal dengan huruf tegak, kapital semua. Unsure yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: (1) nama pengarang ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsure-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung kepada jenis sumber pustakanya.

Contoh (rujukan dari buku):
Ujukan berbentuk buku ditulis dengan urutan nama pengarang, tahun terbit, judul buku dengan cetak miring, kota terbit dn penerbit. Untuk memisahkan bagian-bagian tersebut digunakan tanda titik (.), kecuali antara kota dan penerbit digunakan tanda titik dua (:)
Strunk, W., Jr. dan E.B. White. 1979. The Elements of Style (3rd ed.). New York: Mac.Millan.
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai ideologi Bangsa: Dari Pilihan Satu-satunya ke satu-satunya Asas. Malang: FPIPS IKIP MALANG.

Contoh (rujukan dari kumpulan karya ilmiah atau makalah)
Cara menulis rujukan dari kumpulan karya ilmiah atau makalah yang ada editornya adalah seperti menulis rujukan dari buku diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor.
Letheridge, S. dan C.R. Cannon. (Eds.) 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Language. New York: Praeger.
Dardjowodjojo, Soenjono. (Ed.) 1998. PELLBA I: Pertemuan Linguastik Lembaga Bahasa Atma Jaya Pertama. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.

Contoh (Rujukan karya ilmiah jurnal)
Hampir sama dengan penulisan rujukan buku, hanya saja di bagian akhir berturut-turut ditulis tahun, nomor jurnal, dan nomor halaman dari karya ilmiah tersebut. Pembatasan nomor jurnal dan nomor halaman adalah titik dua (:)
Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi. Forum Penelitian I.1: 3-47.

Contoh (Rujukan dari Koran tanpa nama pengrang)
Pada dasarnya sama dengan karya ilmiah, bedanya di belakang angka tahun dan nomor Koran ditambahkan tanggal dan bulan terbitan, dilanjutkan dengan nomor halaman yang didahului singkatan hlm.
Jawa Pos. 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. IV. 2. 22 Juni. Hlm. 3.

Contoh (Rujukan skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian)
Cara menulis pada prinsipnya sama, hanya perlu ditambah pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi, diikuti nama universitas atau lembaga penyelenggara penelitian. Nama kota dibubuhkan kalau nama universitas itu tidak menggunakan nama kota.
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewa-canaan Pembelajaran Bahasa inggeris di LPTK. Disertasi. IKIP Malang.

Contoh (Rujukan Makalah)
Cara menulis pada prinsipnya sama, hanya perlu ditambah dengan pernyataan makalah disajikan dalam…, diikuti nama perteuan, lembaga penyelenggara dan tempat diselenggarakan.
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.

Contoh (Rujukan buku terjemahan)
Cara menulis pada prinsipnya sama, hanya saja ditambahkan penerjemah didahului kata Terjemahan….
Robin, R.H. 1995. Sejarah Singkat Linguistik. Edisi ke-3. Terjemahan Asril Marjohan. Bandung: Penerbit ITB.
Format Penulisan Jurnal
JUDUL
Nama Penulis, Nama Pembimbing I. Nama Pembimbing II
Nama Prodi, Universitas
Alamat
Email :

Abstract
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
            Key Words : …, …, ….
Abstrak
……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
……………………………………………………………….
            Kata Kunci : …, …, ….

I.                   Pendahuluan
………………………………………………………………….
                        ………………………………………………………………………….
                        …………………………………………………….. (dst.)
II.                Metode Penelitian
…………………………………………………………………
                        ………………………………………………………………………….
                        ……………………………………………….………. (dst.)
III.             Pembahasan/Hasil dan Pembahasan
……………………………………………………………….
                        ……………………………………………………………………….
                        …………………………………………………........... (dst.)
IV.             Smpulan
……………………………………………………………….
                        ……………………………………………………………………….
                        ……………………………………………………….. (dst.)

Daftar Pustaka
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………




Daftar Pustaka
Doyin, Mukh, dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia: Pengantar Karya Ilmiah.Semarang : UNNES PRESS.
Santoso, Budi. 2012. Panduan E-Journal : Menulis Artikel Ilmiah. Padang : Universitas Negeri Padang.

Selasa, 18 April 2017

UNRU ALIAS DEA MAS PANGERAN
PERANG SAPUGARA TALIWANG KSB,NTB
http://gitasparta.blogspot.co.id/2011/05/unrualiasdeamaspangeranperang.html 1/

Kisah Undru Alias Dea Mas Dan Perjuangannya
Hari kamis 17 Rajab 1320 H, bertepatan dengan tanggal 20-7-1906 Masehi, dari
sejak pukul 4 subuh hingga pukul 12 siang, si jago merah (api) berkobar membumi menghanguskan kampung Sapugara/Taliwang. Berang Rea (Brang Djamid) pada waktu itu meluap dahsyat, banjir. Langit mendung cuaca redup, angin bertiup menderu, sedang hujan turun gerimis yang diiringgi oleh gemuruhnya halilintar dan kilatnya guntur sambung-menyambung laksana membelah angkasa, bagaikan menggunting langit.
Bencana mala petaka menimpa wilayah Kecamatan Taliwang. Orang-orang pada kaget heran dengan kejadian yang mendadak datang, mereka terpaksa siap siaga, berlari-lari mencari tempat perlindungan, rnenyelamatkan diri dari bahaya api dan air, dus, dari hantu maut. Mereka tak rindukan harta, cuma nyawa yang dipikirkan. Sementara air belum surut, dan hujan belum reda, si jago merah tak enggan padam, tiang-tiang, Dinding-dinding, dan atap rumah-rumah, Mesjid dan lumbung-lurnbung
padi habis landas dilandanya. Sapugara bermandi api. Dari sana sini terdengar letusan-letusan, ledakan-ledakan peluru bedil, geranat, meriam beruntun, berirama yang diselingi oleh jerit pekik tangisan manusia-manusia, serta rintihan hewan-hewan.
Sungguh seram, Negeri, menegakkan bulu roma. Sapugara yang telah mewakili peperangan. Sapugara jadi abu, arang setelah si api padam disaat sang surya tergelincir. Kalau kita bertanya pada orang-orang pada waktu itu, siapa yang mernpelopori perang Sapugara itu, siapa orangnya ? orang-orang dengan spontan menjawab Undru. Undru dikenal sebagai seorang tokoh terkemuka oleh rakyat Sapugara Taliwang, pada saat itu menjabat sebagai Demung, (Camat) pada kecamatan Taliwang yang bertempat di Sapugara, berdasarkan persetujuan Sultan Moh. Kaharuddin Sultan Sumbawa. Keturunan dan anak siapa Undru itu? Menurut hikayat rakyat, Undru lahir di Taliwang pada tahun, ? anak tunggalnya Dea Mangku, keturunan raja Goa keturunan Makasar dengan gelar Raja Sulabesi dan Ratunya Angin Mamiri . Kemudian kita bertanya lagi, siapa itu Dea Mangku ? Diatas dikatakan Dea Mangku keturunan Raja Goa " Makasar dan ia lahir disana. Ketika ia masih dalam usia muda, Dea Mangku senang merantau, berkelana mengarungi lautan, melintasi pulau-pulau mencari ilmu dan pengalaman di negeri orang. Diantaranya sebelum ia masuk dan rnenetap di Taliwang Sumbawa, pernah juga ia berkelana di Solo (Surakarta) Jawa Tengah, menuntut ilmu bersama-sama disana dengan pangeran Mangku Bumi ke III Raja Solo. Sudah barang tentu banyak ilmu yang diperolehnya. Dan ilmu-ilmu itu selalu ia amalkan kepada orang-orang yang memerlukannya. Memang ilmu adalah untuk amal. Disamping itu Dea Mangku memiliki sifat-sifat pribadi yang tangkas, sigap serta pemberani. Sudah seyogyanya apabila anaknya juga memiliki karakter/piil perangai seperti ayahnya.
Nama Dea Mangku pernah gempar disekitar Alas, Seteluk, Taliwang dan Jereweh, setelah mampu rnenempuh dan menaklukan Mirata di bukit (olat) Mantar (seteluk) bersama seorang penggawanya yang bernama Abbas. Begitulah tentang Dea Mangku, sekilas riwayatnya yang telah mencetak seorang putra : UNDRU alias Dea Mas.
Tadi telah dikatakan tentang watak, cara kerja yang sama dengan ayahnya Dea
Mangku. Rakyat telah mencurahkan kepercayaan kepadanya, jika Undru harus mengemban jabatan sebagai Camat di Kecamatan Taliwang. Undru jadi Camat Taliwang yang beribu kota di Sapugara. Menjadi camat pada waktu itu bukan tugas yang menyenangkan, menghadapi kewajiban yang berat, yang perlu dipecahkan dan dilaksanakan, Sebagai problem yang harus di kerjakan dengan teliti serta ulet. Sebab yang dihadapi bukan setumpuk kertas di atas meja, bukan berlembar-lembar surat di dalarn laci, dan bukan pula huruf yang bergaris di dalam buku-buku dengan cap stempelnya, bukan. Yang dihadapi adalah rakyat, manusia-manusia yang berfikir dan berkemauan. Yang dihadapi adalah Bangsa dan Negara, yang pada waktu itu sedang sakit dalam genggaman Imperialisme Belanda.
Rakyat Sumbawa adalah merupakan sebagian/sekelompok dari keluarga besar rakyat lndonesia. Otomatis kalau nasibnyapun sama pula dengan rakyat-rakyat di seluruh pelosok tanah air kita ini. Rakyat Sumbawa pun diperlakukan secara tidak senonoh oleh penjajah. Belanda mengeluarkan peraturan-peraturan baru katanya, bahwa penduduk Sumbawa di haruskan bekerja secara.sukarela, membuat jalan-jalan raya, membangun jembatan-jembatan, gedung-gedung dan lainnya. Mereka disuruh banting tulang tanpa upah. Siapa lalai dipukul seperti kerbau, disetrap, disuruh kerja terus-menerus, selama tiga kali dua puluh empat jam tanpa hentinya.
Begitu pula harta pusaka sang rakyat, tak lepas dari ancaman bea kolonial, semuanya dikenakan pajak dan rente yang tinggi. Barang siapa yang enggan bayar pajak, harta miliknya disita, diblokir, serta sipemiliknya dijadikan budak, siapa yang rnenentang, tentu ia telah rela menjadi tuan rumah di Bui. Rakyat pada masa itu mulai gelisah, mereka merasa kalau kemerdekaan hidupnya terganggu. Pepatah berbicara ”Fajar menyingsing bukan karena jago berkokok, karena matahari terbit”. Begitu pula Undru ketika sebagai Camat, ia tak tega menagih rente kepada rakyat yang sedang demam dengan kesusahan-kesusahan hidup, sekalipun ia disuruh oleh pemerintah kerajaan. Ia selalu berpikir, ”Kalau aku patuh kepada Belanda pasti rakyat memusuhi aku, padahal aku lahir ditengah-tengah rakyat, aku anak kandung rakyat, rakyat bangsaku yang sedarah seketurunan. Aku jadi camat karena rakyat telah menganjurkan
kepercayaan mutlak kepadaku, bahwa akulah yang rnenjadi pengemban segala amanatnya. Belanda? ah, mereka pengemis yang hidupnya persis bagai benalu tumbuh nempel di dahan kayu. Ia tumbuh hidup tumbuh subur karena rnenghisap zat-zat kayu, sedang dahan itu sendiri regas kering-kerontang. Belanda yang menjajah yang mengeruk semua kekayaan alam negeri kita, tapi mengapa dia yang mesti menagih, memunggut pajak kepada bumi putra ?Ini tidak seharusnya demikian ini tidak adil namanya”. Begitulah tanggapan-tanggapan, konsepsi dan analisa,. buah pikiran Undru.
Ingatannya selalu cenderung dan terpusat kepada nasib hidup rakyat, rakyat yang sedang digulung oleh derita dan air mata segala jerit pekik rakyat seolah-olah telah mengilhami seluruh kehidupan Undru. Kini Undru harus banyak bicara dan harus banyak bekerja segala kesibukan. Siang hari ia bekerja seperti biasa, malam hari ia konsolidasi dan bermufakat dengan para punggawa-punggawanya.Tentang bagaimana cara mempersatukan segenap potensi rakyat dan bagaimana kita mengatur taktik, siasat peperangan nanti apabila terjadi. Perang melawan kedholiman Stelsel Kapitalisme, Imperialisme Belanda dan antekanteknya. Kini Undru muncul di tengah-tengah rakyat, bangkit mempelopori rakyat mengajak kepada rakyat untuk berjuang demi keadilan dan kebenaran sekalipun jiwa raga yang dipertaruhkan. Keadilan dan kebenaran bisa tercipta apabila kelaliman telah dapat dihancurkan. Rakyat yang berhak menuntunnya tidak bisa bersikap manis, apalagi main mata dengan lmperialisme, selain daripada melawannya, walau dengan cara apapun yang ditempuhnya. Jadi kesimpulannya, rakyat berjuang bukan karena Undru, tapi Undru berjuang dan bergerak karena rakyat, sama kira-kira
dengan pepatah tadi.
Undru bersama punggawa-punggawa, para pemuka masyarakat dan rakyat wilayah kecamatan Taliwang rnulai menyusun/mengatur barisan siaga guna menyiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan-kemungkinan yang datang secara tiba-tiba dari pihak lawan. Selanjutnya Undru telah mengambil Necurong dari Mataiyang,  seorang pemelihara/penembak ulung meriam. Nama meriam yang dikenal pada waktu itu ada dua buah, yaitu Dedara Gempuk dan Taruna Banjar, yang sanggup memuntahkan peluru Bubit Mumpir untuk menyapu bersih musuh-musuh. Demikian pula pada tiap malam jum'at Undru berchulwats ditempat-tempat tertentu sarnbil membakar menyan. Menghalwati simayor bedilnya yang bersubang emas itu dan bermesin Pecunang namanya yang terbuat dari kuningan bercampur tembaga dan perak. Dan pada saat itu Undru sudah kurang aktif bekerja di kantor.
Sikap Undru dan kawan-kawan telah diketahui lawan-lawannya, oleh Belanda bahkan Belanda makin curiga setelah segala-gala rencana undru tsb, tercium. Demi melihat gejala-gejala yang sedemikian itu Belanda mengirim beberapa orang utusan yang membawa berita. Pilih satu diantara dua, bayar pajak ataukah perang. Setelah utusan tersebut diterima oleh Undru ia rnenjawab bahwa bagaimanapun ia serta seluruh rakyat Kecamatan Taliwang yang tunduk dibawah pengaruhnya tidak mau bayar pajak dan lain-lainnva dan mengenai perang, Undru menandaskan bahwa untuk merebut kekuasaan dan kemerdekaan kami akan menempuh dengan berbagai cara. Apabila tidak berhasil dengan cara damai, dengan cara perangpun boleh. Selanjutnya Undru menegaskan kepada utusan-utusan tersebut. Bahwa memang tatkala pertama kali Belanda datang ke Indonesia segala janjinya manis dan indah. Tapi prakteknya bertolak belakang. Katanya mencari rempah-rempah sambil meluaskan jaringan-jaringan perdagangan yang bersahabat dan sebagainya. Tetapi kenyataannya disulap dengan menjajah, menindas, mengeruk kekayaan serta mengadu dornbakan Bumi Putera sendiri yang tiada berdosa. Demikian jawaban Undru buat Belanda yang disampaikan kepada utusan-utusan tersebut. otomatis kalau jawaban-jawaban Undru itu diterima oleh Belanda dengan hati gusar dan geram. Undru dan kawan-kawannya telah merasa jika
dalam waktu singkat nanti peperangan akan berkobar. Maka rakyat diberi peringatan terutama orang-orang tua yang sudah pikun, perempuan-perempuan dan anak-anak
agar segera evakuasi atau menyingkir di ternpat-tempat yang aman. Begitu pula anak istri Undru telah diungsikannya dan diberi peringatan supaya dalam menghadapi macam-macam musibah hendaknya tetap tenang dan waspada.
Sahdan, setelah segenap sesuatunya mustaid maka bersiagalah Undru dengan pasukannya menanti kedatangan serdadu si mata biru itu. Sementara itu serdadu-serdadu Belanda dari Sumbawa Besar. Telah dipindahkan ke Taliwang lengkap dengan segenap peralatannya dari Taliwang mereka mulai mengatur barisan dalam selagorde pasukan berkuda (kabaleri), pasukan-pasukan luar biasa (infantri) dan pasukan-pasukan,
penyelidik (Intelegiance Kamuvalse) ke semua pasukan-pasukan itu dipimpin oleh Kapten Yan Clement. Pasukan-pasukan serdadu Belanda tersebut. Bergerak berduyun-duyun menuju Sapugara melalui Brang Panemu dan Bre, ini terjadi pada tanggal 11 Radjab 1320 H (19 Juli 1906) sekira jam menunjukan pukul enam sore saat itu. Dan serdadu-serdadu Belanda yang didrop kira-kira menurut taksiran tidak kurang dari 60 lusin yaitu720 orang. Pasukan mata-mata Undru melaporkan bahwa Belanda telah masuk menduduki Bre (nama desa), rencana mereka nanti malam pukul 2 malam akan melakukan penyerangan ke sapugara. setelah menerima laporan demikian Undru segera
memerintahkan kepada Punggawa Ireng, Punggawa Beaus, masing-masing Sangaria dan Talup, agar segera menyusun tentaranya/pasukannya masing-masing, siap siaga menempati tempat-ternpat yang strategis letaknya guna memberikan pukulan perlawanan sengit kepada setiap musuh.
Malam itu malam kamis 17 Radjab 1320 H ( 20 Juli 1906) suasana sekitar kampung Sapugara, sunyi senyap, tiada bintang yang menampakan dirinya di cakrawala, karena tertutup oleh kabut dan awan hitam menggayut di angkasa, yang hitam laksana cadar yang menutupi wajah manis gadis gurun pasir, hanya jangkerik dan bangsa serangga berlomba mengantarkan suara merdunya keruang alam ini, membuai bersenandung dimalam syahdu. Meski malam itu sunyi sepi, namun jantung hati manusia pada berdenyut dan berdebar diamuk oleh bermacam-macam hayal, apa jadinya gerangan nanti apabila jadi bertempur, perang dan lain-lainnya.
Tooor. .. . Dooor... ..Tooor. ... .. suara pistol, sebagai sen (tanda) tiga kali berturut-turut dari pihak Belanda, yang di tembakan ke atas, pertanda bahwa perang akan dimulai. Begitu juga Tentara Undru dan kawan-kawan dengan tembakan Dorloknya lima kali berturut-turut memecah keheningan malam sebagai tanda balasan. Setelah kedua belah pihaknya bermain kode, mulailah mereka-mereka bertempur. Saling bidik, saling tembak, saling pekik, perang campuh, hebat seru dan menyeramkan. Gelegamya suara meriam dan senapan serta gemerciknya pedang beradu, seolah-olah sebuah adegan drama yang menegakkan bulu tengkuk. Itu terjadi pada tanggal 20 Juli 1906, yang diawali sejak pukul 4 subuh dan berakhir pada jam 12:00 siang, dengan lenyapnya kampung Sapugara. Dan disini tidak usah kita lukiskan panjang lebar tentang bagaimana gagah dan sengitnya perlawanan Undru dan kawan-kawan terhadap lawannya yang nyatanya hanya tinggal tiga lusin (36 orang) hanya sisa-sisa serdadu Belanda yang masih hidup, sedang Kapten Yan Clement, mati terbunuh dalam peperangan itu.
Tiada berkata lagi besarnya resiko Belanda yang mesti dikorbankan untuk keperluan perang, baik kerugian jiwa maupun kerugian material. Ini tidak heran berdasarkan kenyataan yang pernah di saksikan oleh rakyat pada zaman itu yakni apabila Si bedil Mayor meletus, maka Pecunang dalam sebutir sanggup menembus musuh-musuh dua setengah lusin (30 orang). Menurut cerita bahwa peluru Pecunang itu memiliki keistimewaan yang tak pernah dimiliki peluru dan senjata lain, dan mempunyai keajaiban yang luar biasa. Apabila peluru tersebut ditembakan, kena atau tidak kepada sasarannya, maka lazimnya peluru itu kembali lagi kepada pemiliknya. Jadi sama dengan senjata yang dipergunakan oleh Hotentot suku pedalaman asli Benua Australia, yang bernama Bumerang. Rupanya sama dengan busur panah.Dan kalau sekarang pada abad modern ini sama dengan peluru kendali yang digerakan oleh tenaga atom.
Kalau dari pihak lawan banyak yang jatuh korban, maka dari pihak Undru dan
Kawan-kawan pun tidak sedikit yang gugur/tewas di medan laga .memang di dalam
peperangan orang tidak memikirkan siapa benar dan siapa salah, siapa menang dan siapa kalah. Karena perang adalah penderitaan dan kehancuran belaka mendengar perkataan perang, terbayanglah dalam kelopak rnata kita dan terdengarlah oleh kita, sorak, sorai gemuruhnya senjata, jeritan dan tangis, tersemburnya darah, daging-daging
yang koyak berkeping-keping serta tulang belulang berserakan. Ngeri dan sungguh mengerikan. Katanya jiwa itu mahal harganya dan lainlain. Tetapi mengapa begitu murah kalau ditembus sebutir peluru atau disambar ujung tombak. Betapa tak redanya pecaturan perang antara manusia di muka bumi ini dan betapa tak habis-habisnya ibu pertiwi kita ini dilumuri darah dan air mata, mengapa penderitaan hidup ini selalu menari-nari di muka kita, datang dan pergi silih berganti. Perkataan damai laris diobralkan oleh pimpinan-pimpinan Bangsa di Dunia ini, laris seperti pisang goreng dijaja di pasar. Betapa bahagia kita bila mendengar kata damai itu. Namun untuk menciptakan perdamaian itu adakalanya harus ditebus dengan perang, oleh peperangan yang terkutuk.
Sejarah membuktikan apabila terjadinya perang biasanya diakhiri oleh drama yang memilukan hati, bangunan hancur berpuing, hantu kelaparan dan kemiskinan mencekam kehidupan, pengemis-pengemis dan anak-anak yatim piatuyang kehilangan ayah ibu, sebagai mahkota hidupnya bergelandangan dimana-mana, juga perempuan-perempuan yang merasa dirinya agak cantik terus lari ke dunia pelacuran, rnenjajal kehormatan tanpa tarif. Semuanya itu karena perang, karena menderita lahir batin dan karena lapar.
Dalam situasi yang demikian itu, bermacam-macam penyakit yang terjangkit, menjangkiti tubuh-tubuh manusia, TBC, cacar, kudis, busung lapar, sakit kuning, raja singa/spilis, patel dan lain-lain. Panca indera manusia sudah banyak kurang, cacat, infalit. Belanda telah merasa jika dipihaknya banyak menderita, pengorbanan. Kerugian-kerugian yang parah, akibat perang Sapugara itu. Maka dicarilah muslihat lain
untuk menundukan Undru dan kawan-kawan.
Mulailah Belanda menjalankan politik adu. domba dan dikuasai ( DEVIDE ET IMPERA)nya terhadap Bumi Putera. Belanda banyak menyebarkan mata-mata sewaan alias Belanda pisak (hitam/bangsa sendiri). Mereka disuruh propaganda dengan kalimat yang manis berbisa. "Saudara mau hidup merdeka dan mewah ? Ikut kami Belanda dari Nederland, datang ke Indonesia ini bukan bermaksud menjajah, tapi betul-betul hendak mendidik dan memajukan taraf hidup saudara-saudara ke tempat yang lebih baik, agar saudara-saudara tidak bodoh dan buta huruf. Saudara-saudara jangan keliru kemerdekaan letaknya adalah pada persahabatan dan ke exsistensi secara damai, bukan pada pertempuran. Dan makin terus saudara melakukan serangan kepada Belanda, berarti kemerdekaan saudara akan musnah dan malah rantai belenggu yang rnenjerat saudara-saudara. Jangan saudara-saudara turut Undru, sebab Undru orang bodoh, peradabannya rnasih rendah. Ikuti Undru berarti penderitaan hidup datang bertubi-tubi,
Tapi bersatu dengan Belanda berarti sorga, kesejahteraan dan kedaulatan saudara-saudara akan terjamin penuh. "
Begitu manis dan lihainya propaganda Belanda yang diludahkan kepada rakyat
Kecamatan Taliwang khususnya. Mungkin buat orang yang lemah iman dan kurang memiliki dasar mental yang sehat, gampang saja terpesona, terpikat, bahkan bertekuk lutut di hadapan Imperialis, si mata biru Belanda itu. Orang-orang semacam itu adalah jelas penjilat, pencari muka dan pembunuh, algojo bangsa sendiri. Namun bagi orang-orang yang tebal iman, luhur fiil perangainya dan berjiwa patriotcomplit, Omongan-omongan si rambut pirang itu, adalah laksana pedang yang ditancapkan ke dalam dada sendiri.
Timbullah perasaan benci yang tiada putus-putusnya, dan dendam kesumat yang
tak terleraikan lagi kepada Belanda. Undru dan rekan-rekannya bersemboyan : "DARI PADA MUNDUR MENYERAH, LEBIH BAIK MAJU BERLAWAN, MESKIPUN HARUS MATI BERTINDIH BANGKAI"
Demikianlah tekad,vang tercetus dalam hati nurani mereka, tekad yang tulus ikhlas. Undru dan kawan-kawannya pantang menyerah mentah-mentah kepada lawan, mereka terus bergerilya. Berkali-kali pasukannya memukul mundur musuh, tapi berkali-kali juga mereka terpukul, melainkan rakyat banyak yang jatuh korban. Selama Undru dan kawan-kawannya bergerilya, selama itu pula Belanda mempergunakan kesempatan-kesempatannya berpropaganda, sehingga banyak rakyat yang menyerah tanpa syarat, tak lagi bersedia perang. Selama Belanda terus melakukan pengejaran-pengejaran yang dibarengi dengan propaganda-propaganda licik untuk mempengaruhi dan memancing publik (masyarakat), tapi Undru dan kawan-kawan kian sengit memberikan balasan
perlawanan sambil bergerilya, merayap terus menaiki tebing-tebing curam, menuruni lernbah-lembah dalam, bersembunyi di sela-sela batu terjal antara Gunung Keminyak Bakatmonte, terus merayap mendaki bukit-bukit Rarak dan Rungis. Moral sahabat Sahabat Undru makin tinggi serta semangat mereka untuk bertempur kian mendidih kian bergelora, setelah mengetahui banyak pihak musuh yang rontok.
Menurut cerita rakyat, tatkala berkobarnya perang di Rarak dan Rungis ratusan
lusin serdadu-serdadu belanda yang amblas dihujani batu-batuan besar oleh tentara Undru dan kawan-kawannya, dari atas celah-celah bukit. Makin gigih Undru dan kawan-kawan melancarkan perlawanan sambil membobolkan benteng/loji-loji pertahanan musuh, makin tambah kejam Belanda melakukan penindasan-penindasan dan siksaan-siksaan terhadap rakyat, suatu perbuatan yang di luar batasan kemanusian. Tidak sedikit gadis-gadis yang rusak kehormatannya karena diperkosa. Sungguh tak tertahankan oleh rakyat tentang keganasan si mata biru itu. Bukan masalah yang aneh apabila pasukan-pasukan tentara Undru dan kawan-kawan kian hari kian menipis, kian surut bahkan kian berkurang jumlahnya. Mereka terbentur oleh makanan, obat-obatan
serta persenjataan. Bagaimana tidak demikian, karena banyak lumbung-lumbung padi
dibakar. Serta alat senjata yang dipergunakan oleh lawan jauh lebih besar dan lebih modern pada waktu itu. Tegasnya Undru dan kawan-kawan telah merasa, jika dan pengikutnya sudah terjepit. Mereka mengadakan musyawarah dan mufakat dalam memecahkan problern-problem yang di hadapinya yang kemudian melahirkan suatu keputusan, bahwa Undru dan kawan-kawan sebagainya menyerah tanpa syarat kepada
Belanda. Ini dikandung maksud agar supaya rakyat tidak jatuh korban lagi, mengingat dan menimbang pula bahwa pengaruh Undru dan kawan-kawan di kalangan mata rakyat sudah kabur, yang dikarenakan oleh propaganda-propaganda busuk Belanda. Selama perang keluarga Undru dan kawan-kawan, anak-anak, istrinya hidup tercecer tidak menentu lagi, dan sebagainya.
Rakyat mengisahkan pada bulan November 1906, Undru dan kawan-kawannya
turun dari bukit rimba Rarak menuju ke Taliwang dengan diusung oleh rakyat, menyerahkan diri kepada Belanda. Ketika Undru menyerah badannya kurus, pakaiannya kumal-kumal, lagi pula sering batuk-batuk saja karena terlalu kuat minum candu. Segala tekadnya yang tulus iklas yang pernah diikrarkannya tempo hari itu, di saat ia sedang dijajahnya, kini telah digagalkan dan di koyakkan oleh suasana yang krisis. Ia kembali ke Taliwang bukan seperti di masa lampau sebelum perang, tetapi kini ia pulang menyerahkan jiwa raganya pada penjajah setelah sekian kali bertempur, demi keadilan, kebenaran dan kemerdekaan serta demi martabat yang luhur. Selanjutnya Belanda rnenjatuhkan vonis kepadanya bahwa Undru dan kawan-kawan akan diasingkan keluar daerah dalam waktu singkat.
Akhir November 1906. Dikala surya timbul di Timur Raya. Dimana angin pagi yang sejuk membelai bunga-bunga dan dedaunan serta embun-embun yang bertengger berkilauan di ujung-ujung rumput, sebentar lagi akan lenyap di panas syamsu. Wajah kota Taliwang pada zaman itu bagai bermuram durja. Bukit-bukit belantara yang melingkari sekitar kota serta gunung Samoan yang tegak abadi sepanjang jaman, pada ketika itu diam membisu tak sudi bercanda dengan ombak, dengan angin atau burung-burung yang hinggap di ranting kayu. Mereka tinggal bermuram durja, berawan gundah gulana semua. Orang berjubel berduyun-duyun menuju alun-alun persanggarahan ingin melihat pendekarnya akan dibuang ke negeri orang, serta ingin mendengar kesan-kesan
dan salam perpisahannya. Dengan mengenakan pakaian adat Sumbawa Undru keluar dari persanggarahaan langsung menuju naik ke podium, disambut oleh tepuk tangan riuh rendah, gegap gempita massa : Setelah situasi tenang, barulah dia mengucapkan pidato singkatnya dalam bahasa daerah, yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia kira-kira sebagai berikut :
"Kawan-kawan, sahabat-sahabat seperjuangan yang saya hormati. Selama kita berjuang untuk kemerdekaan Tanah Air kita ini, tak pernah saya ragu-ragu bahwa tujuan sejati itu pasti menang. Untuk cita-cita itu, saya dan teman-temanku telah mengorbankan segala hidup ini. Apa yang kita inginkan bagi tanah air ialah hak untuk hidup mulia, untuk martabat yang utuh, untuk kemerdekaan tanpa batasan. Tetapi kolonialisme Belanda dengan sekutunya, tidak menghendakinya. Dan politik mereka dengan sadar atau tidak, secara langsung atau tidak, mendapat bantuan dari pejabat-pejabat tinggi itu yang kita
serahi kepercayaan untuk membantu kita. Mereka menyogok beberapa orang dari teman-teman setanah air kita memutarbalikan keadaan dan merongrong kemerdekaan kita. Apalagi yang saya dapat katakan tentang mereka? Mati, hidup bebas atau meringkuk dalam penjara, atas perintah kaum Kolonialais. Bagi pribadi saya sendiri tidaklah menjdi soal. Soalnya adalah Taliwang, Sumbawa yang rakyatnya melarat yang kemerdekaannya telah diroboh menjadi kurungan dan dari luar kurungan itu mereka menonton kita dengan perasan yang begitu gembira. Tapi bagi saya sendiri tetap tak akan gentar, sebab saya yakin Tanah air yang begitu banyak menderita pasti aka n mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya."
Demikianlah kirakira bunyi pidato Undru pada zaman itu. Tatkala ia mengucapkan pidatonya banyak hadirin yang menjatuhkan air mata. Kini Undru telah didampingi oleh istrinya yang setia, yakni SITI dan CEMPAU, serta anak-anaknya yang masih kecil, menunggang atau mengendarai dokar menuju Labuan Balat, dengan dikawal oleh serdadu-serdadu Belanda sambil diiringi oleh para hadirin. Disela sekian banyak pengiring, KETUB BAE' (Saad) dari Sapugara dan BENGO, H. ABDULLAH dari Bre dan AHO, SEH HASAN dari Ponjok, ikut serta mengantarnya. Kapal telah siap menanti di Pelabuhan Balat. Istri-istrinya bersumpah bahwa mereka tetap setia, patuh dan taat kepada suaminya, walau dibawa kemanapun juga, mereka tetap sehidup dan semati.
Kala itu matahari telah tinggi, tepat ada di atas ubun-ubun kepala. Setelah selesai
pamitan dan bersalam-salaman dengan semua hadirin, ia serta anak istrinya yang setia masuk terus ke ruang kapal berdiri di atas deks. Serunai berkali-kali dibunyikan, jangkar telah diangkat diselingi oleh suara mesin yang gemuruh, kapal rnulai bergerak pelan, bertolak meninggalkan pelabuhan Balat yang landai itu. Para pengantar mulai melambai-lambaikan tangannya, dengan sapu tangan, selendang, dan lain-lainnya, mengucapkan selamat jalan dan selamat berpisah. Lambaian tangan mereka laksana daun-daun nyiur ditiup angin, dan sebaliknya Undru bersama keluarganya membalasnya. Suatu lambaian yang mengandung seribu arti. Setelah kapal menghilang di balik tirai lautan, para pengantar kembali pulang ke tempatnya masing-masing. Disaat itulah baru mereka rasakan bagaimana sedihnya berpisah dengan pendekar seperjuangannya yang pernah menggentarkan musuh dan yang tidak pernah absen dalam memberikan andil bagi tanah Air dan Bangsanya. Sebaliknya Undru sekeluarga baru merasa kesedihan setelah berpisah dengan kawan, sahabat, kaum kerabat seperjuangannya. Matanya berkaca-kaca digenangi air kepedihan, pedih jika mengenangkan masa-masa perjuangannya yang telah lalu.
Kapal laju terus diiramakan ombak. Undru masih tertegun, matanya keluar melalui jendela bundar melihat daratan pulau Sumbawa tempat tumpah darahnya yang ia cintai Air laut yang gemerlapan disinari surya mengingatkan ia pada istri-istrinya,
yang tak mau turut serta seperti Lala Ringgit dan Lala Kemal. Dikabulkannya seraya berkata : ”Dirgahayulah rekan-rekanku yang senasib sepenanggungan ketenangan dan
kebenaran ada ditanganmu, pasti. Kedholiman kolonial niscaya hambruk pada suatu saat"

Demikian Undru sekeluarga, hidup terlunta-lunta dalam pembuangan yang bertahun-tahun diayun-ayunkan oleh gelombang jaman, dipindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan dalih akan dimerdekakan, padahal prakteknya dibelenggu dalam bui yang indah. Dan akhirnya pendekar sapugara Taliwang itu menghabiskan hayatnya di kota udang Cirebon Jawa Barat, dengan meninggalkan beberapa orang putra-putri yang masih hidup, kembali pulang berkumpul sanak keluarganya di Sapugara Taliwang. Mereka semuanya kini telah di senja usia. Diperkirakan meninggalnya Undru itu pada tahun 1926 Masehi.